Disable Preloader

Berita

Project Based Learning (PJBL)  Memantik Minat Belajar Siswa

Makassar - Kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran sangat menentukan antusiasme peserta didik untuk belajar di kelas. Pemilihan yang tepat tentu harus mempertimbangkan kondisi peserta didik, daya dukung fasilitas sekolah, dan tentu yang tidak kalah penting adalah kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut. Apatah lagi jika model pembelajaran yang dipilih oleh guru diintegrasikan dengan penggunaan teknologi dan sesuai dengan konteks kekinian, maka itu bisa jadi pembelajaran yang sangat bermakna bagi peserta didik. Salah satu model yang banyak diperbincangkan saat ini adalah Project Based Learning (PjBL).

Project Based Learning (PJBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek adalah satu model yang menjadikan peserta didik sebagai pusat objek pembelajaran atau students centred yang pada akhirnya aktivitas siswa tersebut akan menghasilkan sebuah produk yang siap dipresentasikan di hadapan teman kelas dan guru. Model pembelajaran ini sangat menarik karena secara berkelompok akan memantik inovasi peserta didik dalam berkarya dan memupuk semangat kolaborasi yang sesuai dengan tuntutan kompetensi peserta didik pada abad 21. Pembelajaran ini juga akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis karena sintaks pertama dari alur pembelajaran ini adalah pengajuan essential question yang akan dipecahkan selama proses pembelajaran.

Banyak peneliti yang sudah mengemukakan hasil-hasil penelitiannya dan memberikan definisi yang beragam tapi tetap satu makna tentang Project Based Learning (PjBL). Sari dan Angreni (2018) mengatakan bahwa Project Based Learning (PjBL) ialah proses pembelajaran yang secara aktif melibatkan peserta didik dalam mengerjakan sebuah proyek. Pada dasarnya model pembelajaran ini lebih mengembangkan kompetensi dalam menghasilkan sebuah produk. Rahmazatullaili, dkk., (2017) mendefinisikan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) sebagai salah satu pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan penyelesaian dari permasalahan dengan berbagai cara.

Dari segi manfaat, model ini tidak diragukan lagi karena berbagai riset sudah dipublikasikan dengan mengambil pembelajaran berbasis proyek sebagai variabel utama. Seperti Surya dan teman kolega penelitiaanya pada tahun 2018 mengemukakan dalam sebuah publikasi ilmiah bahwa “the application of learning model of Project Based Learning (PjBL) can improve student learning outcomes and creativity” (penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa). Pada jurnal yang lain dituliskan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi peserta didik (Sari, 2017). Kaitannya dengan kolaborasi, pada penelitian lain juga menyebutkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan kolaborasi siswa dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL) pada mata pelajaran Ekonomi Bisnis (Rahayu, dkk., 2019)

Saya sebagai guru Bahasa Inggris juga sudah beberapa kali menerapakan model pembelajaran ini dan siswa sangat antusias pada pembelajaran tersebut. Berikut beberapa tanggapan siswa secara langsung; Yusuf Satir (XI IPA) menyampaikan bahwa dengan model PjBL materi pelajaran lebih mudah dipahami karena secara langsung membuat project mengenai materi tersebut. Zhafran Nabil (X IPA) mengatakan bahwa dengan model PjBL bisa meningkatkan potensi diri seorang siswa misalnya; kreativitas, percaya diri dan kekompakan dalam berkelompok. Senada dengan tanggapan temannya, Faiz Prasetyo (XI IPA) juga berpendapat bahwa model PjBL melatih kemampuan kolaborasi siswa dan memberikan learning experience yang baru.

Berdasarkan deskripsi beberapa sumber diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL bisa memberikan banyak dampak positif bagi siswa. Namun model ini bukan hal yang sempurna dan tanpa kekurangan sedikitpun. Penerapan PjBL membutuhkan waktu yang lebih lama karena siswa akan mengerjakan produk selama beberapa pekan dan tentu akan menggunakan biaya pembelian alat dan bahan serta kebutuhan lainnya. Tapi melihat dampak positif yang begitu banyak, maka model ini tetap cocok diterapkan untuk mengembangkan potensi peserta didik.


Mansyur, S.Pd. (Guru SMA IT Wahdah Islamiyah Makassar)

Share: